MBKM Proyek Desa Prodi Manajemen: Belajar dan Bertumbuh Bersama Masyarakat

Tahun 2021 ini, Prodi Manajemen mendapatkan Hibah Kerjasama Implementasi Kurikulum MBKM, salah satu kegiatannya adalah Proyek Desa, dimana mahasiswa terjun langsung dan berbaur di masyarakat. Mahasiswa Manajemen 2019 merupakan angkatan pertama untuk program MBKM proyek desa tersebut. Ada 6 mahasiswa prodi Manajemen yang mengikuti kegiatan Program MBKM Proyek Desa di Toraja, Sulawesi Selatan. Mahasiswa tersebut yaitu Prince Eka Saputri (Ketua Pelaksana), Reinhard Mantang Tolla (Sekretaris), Gita Maretlin Anis Malisan (Bendahara), Kevin Rupang Paembonan (Perlengkapan), Resansri (Dokumentasi). Menurut Bapak Jonathan Herdioko, SE., MM selaku dosen pembimbing Program MBKM Proyek Desa, kriteria Nilai IPK bagi mahasiswa yang hendak berminat untuk berkontribusi dalam program MBKM tersebut dengan minimal IPK 3,0 dan telah menuntaskan 90 SKS. Selain itu, mahasiswa yang telah menyelesaikan serangkaian program MBKM Proyek Desa ini bisa mengkonversi 7 mata kuliah yang berkaitan dengan Proyek Desa atau setara 21 SKS. Dengan kata lain, mahasiswa sama halnya menempuh 1 semester perkuliahan apabila mengikuti Program MBKM tersebut.

Enam mahasiswa yang sedang mengikuti Program tersebut untuk kedepannya tidak mengikuti KKN lagi dikarenakan Proyek Desa ini sudah termasuk dalam serangkaian kegiatan KKN. Prodi Manajemen menyelenggarakan Program MBKM yang berfokus di bagian Pemberdayaan Masyarakat. Proyek Desa ini ini diselenggarakan di Desa Balele, Kelurahan Mantirotiku, Kecamatan Rantepao, Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan. Proyek Desa MBKM yang diselenggarakan di Toraja ini dimulai sejak akhir September 2021 lalu, untuk pengajuan proposal sudah dilakukan sejak akhir Agustus 2021 dan kurun waktu kegiatan serta pelaksanaan di lapangannya kurang lebih selama 6 minggu. Tujuan atau fokus utama kegiatan Proyek Desa ini adalah untuk pemberdayaan masyarakat dimana nantinya mahasiswa mampu untuk berkontribusi meningkatkan perekonomian masyarakat setempat. Tidak hanya itu, menurut Bapak Jonathan Herdioko, SE., MM, selaku sebagai dosen pembimbing Proyek Desa tersebut menuturkan bahwa mahasiswa juga harus memperkenalkan Desa Wisata Balele ke masyarakat umum baik dari aspek pariwisatanya, sumber daya alamnya maupun dari kegiatan UMKM setempat. Tujuannya adalah agar Desa Wisata Balele menunjukkan eksistensinya untuk menarik kehadiran wisatawan.

Di lapangan, mahasiswa berfokus menangani dan membuat program kegiatan terkait sektor pertanian, kewirausahaan, dan pariwisata. Untuk mekanisme pelaksanaan Kegiatan Proyek Desa ini, mahasiswa terlebih dahulu melakukan survey yang bertujuan untuk mencari daerah yang masih ada potensi kegiatan UMKM dan sekor pariwisatanya. Mahasiswa kemudian mulai melakukan serangkaian kegiatan pertanian yaitu dengan menanam sayur-sayuran dan melakukan pembersihan lahan. Selain membantu dalam kegiatan operasional pertaniannya, mahasiswa juga membantu dalam pemasaran digitalnya dengan membuatkan akun media sosial dengan mengisi berbagai konten dan informasi produk pertanian tersebut. Tadinya, masyarakat di Desa Balele mulai terhenti dalam kegiatan sektor pertanian dikerenakan adanya wabah Covid-19 yang berpengaruh terhadap menurunnya konsumen untuk membeli hasil pertanian tersebut, sehingga masyarakat setempat beralih profesi sebagai peternak babi karena omset dari peternak babi tersebut lebih besar dan menjanjikan. Akan tetapi, setelah mahasiswa dari Prodi Manajemen melakukan penyuluhan dan mengajari cara memasarkan produk pertanian dengan berbasis pemasran digital, tak sedikit masyarakat setempat yang mulai kembali ke profesi sebelumnya yaitu bercocok tanam. Proyek Desa MBKM Manajemen ini juga menjalin mitra dengan instansi Kelurahan Mantirotiku agar dalam pelaksanaannya agar juga membantu dalam memfasilitasi dan mengarahkan mahasiswa gara bisa mengetahui segala kondisi dan wilayah teritorial setempat sehingga program kerja yang hendak dijalankan oleh mahasiswa bisa berjalan dengan lancar.

Bapak Jonathan Herdioko, SE., MM, berharap bahwa kedepannya Proyek Desa MBKM Manajemen berkelanjutan, tidak terhenti di periode ini saja, akan tetapi akan terus berjalan dan dilanjutkan oleh mahasiwa Prodi Manajemen angkatan berikutnya, yang nantinya mampu melahirkan mahasiswa yang mandiri dan bisa berkreasi dan bekerja di masyarakat serta bisa menjalin interaksi sosial di masyarakat tidak hanya belajar di dalam kelas dan di lingkungan kampus. Sejalan dengan pendapat dari Pak Jonathan, selaku ketua pelaksana, Price Eka Saputri juga berpendapat bahwa dengan adanya Proyek Desa ini kami mendapatkan pengalaman baru terlebih khusus dalam hal bercocok tanam mendapatkan relasi dari hasil interaksi dengan masyarakat maupun instansi pemerintah setempat. Walaupun kondisi cuaca yang panas tutur Resansri selaku anggota dokumentasi kegiatan Proyek Desa MBKM di Toraja menurutnya, dirinya merasa senang dan bahagia melakukan aktivitas di sektor pertanian. Ketua Pelaksana Kegiatan, Price Eka Saputri lebih lanjut berharap agar mahasiwa terlibat bisa berdampak positif terhadap masyarakat setempat, serta apa yang telah diberikan lewat kontribusi mahasiwa bisa dilanjutkan oleh masyarakat setempat sehingga ada dampak jangka panjang bagi kondisi masyarakat setempat terlebih di bidang pertanian, pariwisata dan kegiatan kewirausahaan. Angkatan Pertama Proyek Desa MBKM Manajemen ini juga telah mencoba merancang proyek “Desa Wisata Perkebunan Pepaya” yang nantinya dapat dijalankan oleh mahasiswa periode selanjutnya dan ada dampak jangka panjang bagi masyarakat setempat.

Penulis: Filipus Pandito 

 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top
X