MBKM Kewirausahaan Prodi Manajemen: Menuju Transformasi Pendidikan Kewirausahaan Fakultas Bisnis UKDW

Program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka atau yang biasa disebut MBKM merupakan suatu program dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi yang memberikan peluang bagi mahasiswa untuk bisa melakukan aktivitas di luar kampus. Kegiatan ini bertujuan untuk mendorong mahasiswa untuk memiliki dan menguasai berbagai ilmu yang berguna di dunia kerja. Program MBKM sendiri bisa dikonversikan dengan mata kuliah yang mendukung, sehingga mahasiswa bisa memenuhi satuan kredit semester (SKS) tanpa harus mengikuti kuliah seperti biasanya namun bisa dilakukan dengan program-program yang ada pada MBKM ini. Salah satu program yang dirancang adalah program MBKM kewirausahaan, yang mana pada program ini dimaksudkan supaya mahasiswa bisa mengembangkan minat berwirausaha.

Fakultas Bisnis Universitas Kristen Duta Wacana juga turut melaksanakan program MBKM Kewirausahaan yang bisa diikuti oleh mahasiswa semester 3 sampai dengan 5. Pada tahun ajaran 2021/2022 ini terdapat 4 kelompok mahasiswa yang mengikuti MBKM kewirausahaan, yang mana terdiri dari mahasiswa manajemen Angkatan 2020 dan 2019. Keempat kelompok ini memulai bisnis dengan berbekal materi yang sudah didapatkan selama kuliah. Pada MBKM Kewirausahaan ini ada dua sektor bisnis yang diangkat yakni sektor kuliner dan pakaian. Sektor makanan diusung oleh kelompok 1 yang beranggotakan Wisnu Santiko Aji (19), Ika Ayu Febriana (19), Frisyely Ponggohong (20), George Patrick Bombo (19) dan Anggel Metha Octavia Rissonia (20) yang membuka bisnis berupa makanan berbahan dasar ikan bandeng. Diberi nama Klinik Bandeng (@klinikbandeng.idn), beberapa jenis makanan yang disediakan seperti otak-otak, rolade, dan juga kerupuk. “Ikan bandeng dipilih karena selain rasanya yang enak juga memiliki kandungan nutrisi seperti vitamin B1, B2, dan B3, dan B6 yang bisa membantu menjaga kesehatan pencernaan, metabolisme tubuh, kesehatan rambut, kuku serta kulit, dan dengan limbah yang minim maka bisnis ini juga turut menjaga kelestarian lingkungan,” ucap Ayu selaku ketua kelompok 1. Kelompok 2 yang juga masih berkecimpung dalam dunia makanan berbasis sayuran sehat hasil dari hidroponik dengan merek bernama Fivegetable (@fivegetable). Kelompok 2 yang beranggotakan Batsyeba Junita Saragi (20), Mikha Rumengan (20), Bernaldo Eka Putra Atmaja (20), Agatha Christy (20) dan Stevent Bagus Putra Pratama (20) ini mengambil peluang dimasa pandemi covid-19 di mana masyarakat saat ini sedang berfokus untuk menjaga kesehatan dan imunitasnya dengan memasuki pasar kebutuhan tubuh yakni sayur hidroponik.

Kelompok 3 dan 4 yang memilih jalur bisnis pada sektor pakaian juga tidak kalah menarik. Kelompok 3 mengusung clothing brand dengan nama La Maison (@lamaison.streetwear)  yang beranggotakan Gabriel Renaldi Manullang (20), Dodo Wanda Siahaan (20), Ariel Salenussa (20), Timoteus Gopas Saragih (20), Yuni Rensya Putri Hutabarat (20), dan Fransesco Jonathan Yehezkiel Barus (20). Proses bisnis yang agak sulit dilakukan karena membuat produk dan produksi sendiri di tengah-tengah pandemi Covid-19. “Namun, berbekal ilmu yang didapatkan dari perkuliahan serta relasi yang luas dari masing-masing anggota kelompok memampukan clothing brand ini bisa bertahan dan yakin akan menjadi suatu brand ternama di Indonesia dalam beberapa tahun ke depan,” ujar Gabriel salah satu anggota kelompok 3. Berbeda dengan kelompok 3 yang memproduksi merek sendiri, kelompok 4 lebih memilih untuk menjalankan bisnis thrifting, salah satu bisnis yang juga sedang menjadi tren di kalangan anak muda saat ini, selain menjadi peluang dikala pandemi, juga bisa tetap eksis dan fashionable dengan produk yang tidak lagi baru namun tetap berkualitas. Beranggotakan Timothi Alprino Kho (20) dan Fernando Jeremy Wijaya (20) dengan nama usaha Kuythrift (@kuy_thrift1), mereka memberanikan diri mengikuti MBKM Kewirausahaan untuk bisa mengaplikasikan ilmu yang sudah didapat selama perkuliahan. “Meskipun masih banyak kendala yang dihadapi namun berkat kekompakan tim, kendala tersebut bisa dikelola dan diatasi dengan baik,” ungkap Fernando.

Berjalannya MBKM Kewirausahaan ini juga tidak lepas dari peran para dosen pembimbing yang memberikan pengetahuan dan juga langkah-langkah praktis kepada peserta guna bisa menjalankan bisnis dengan baik. Dosen pembimbing yang merupakan dosen dari Program Studi Manajemen Fakultas Bisnis UKDW ini terdiri dari Ibu Dra. Ety Istriani, MM selaku pembimbing kelompok 1, Ibu Dra. Agustini Dyah Respati, MBA, selaku pembimbing kelompok 2, Ibu Dra. Umi Murtini, M.Si, selaku pembimbing kelompok 3, dan Bapak Hardo Firmana Given Grace Manik, S.E., M.Sc sebagai pembimbing kelompok 4. Selain itu, semua tim juga didampingi wirausaha pendamping, yaitu Bapak Edwin yang merupakan pengusaha Sayur Hidroponik, dan Bapak Icang yang bergerak pada bisnis otomotif. Program Kewirausahaan yang berlangsung selama satu semester ini juga memberikan keuntungan lebih bagi peserta yang mengikuti, selain bisa memiliki modal bisnis sebelum lulus kuliah, program ini juga dikonversi sebanyak 7 mata kuliah yang berbobot 21 sks yang memiliki korelasi dengan bisnis atau kewirausahaan seperti mata kuliah studi kelayakan bisnis, etika bisnis, dan kewirausahaan. Program kewirausahaan ini juga memberikan kesan menarik bagi para peserta, seperti yang dikatakan Aldo selaku ketua kelompok 2 yang merasa senang dan bersemangat mengikuti program ini karena diberikan kebebasan berekspresi dan mengeluarkan ide-ide bisnis yang ada, serta pendampingan yang sangat baik dari bapak ibu dosen pembimbing serta mentor praktisi. “Program MBKM Kewirausahaan ini juga bisa membantu mewujudkan impian mahasiswa yang mempunyai mimpi untuk bisa memiliki bisnis sendiri, dan semoga ke depannya diperbanyak lagi program-program seperti ini untuk memfasilitasi kreativitas yang dimiliki mahasiswa,” sambung Wanda dari kelompok 2. Alprino dari kelompok 4 juga mengatakan dengan adanya program kewirausahaan merdeka ini bisa menambah wawasan serta pengalaman baru dalam berbisnis. “Program Kewirausahaan Kampus Merdeka ini bisa belajar banyak hal, bisa belajar juga untuk kerja sama tim, memecahkan masalah, dan juga berkomunikasi dengan baik khususnya untuk menjaga kekompakan tim,” disampaikan Anggel dari kelompok 1.

 

Penulis: Wahyu Setiawan

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top
X